pesan bapak waktu itu kemungkinan seperti ini dan memang seperti ini saya rasa, dan yang harus saya ingat lagi adalah seorang anak laki-laki harus mampu untuk melanjutkan hubungan kekerabatan sillaturahim ayahnya agar tetaplah terjaga seluruh hubungan dalam kehidupan.
Dengan singkat Rasulullah menyatakan: “Laa yadkhulul jannata qaathi’un – Muttafaqun ‘alaih (Tidak masuk surga bagi orang yang memutus shillaturrahim – Muttafaqun ‘alaih). Dalam kesempatan lain Beliau menyebutkan bahwa shillaturrahim itu adalah dua orang dalam keadaan berseteru, kemuadian siapa yang berinisiatif mengajak damai itulah yang disebut sillaturrahim. Kalau bukan dalam keadaan berseteru bukan dinamakan sillaturrahim, kalau dalam keadaan damai, nama beranjangsana, atau tilik, atau ziarah – jangan dikacaukan dengan kuburan.
yah, mungkin agak sedikit gusar saat orang lain menganggap hubungan keluarga saya sedang bermasalah, karena memang seharusnya seperti yang terlihat memang tidak ada masalah besar dalam keluarga saya. semuanya berjalan dengan baik, bukan karena sebab apapun, terlebih seberapa dekat dan sering untuk berkunjung dalam kumpulan keluarga. ya, saya pun tidak akan marah bahkan mempermasalahkan hal yang seperti ini, karena pada dasarnya sayalah yang menjalani bukan menurut apa yang mereka pikirkan. mungkin banyak yang belum diketahui atau lebih tepat saya katakan itu sangat banyak.
pada akhirnya, bukan waktu yang akan menjawab, tapi kepada siapakah orang yang benar-benar saya percaya untuk mendengar apa yang ingin mereka ketahui, dan apakah orang yang saya percaya saat ini juga percaya kepada saya? apapun itu selalu ada harga yang harus dibayarkan untuk setitik kepercayaan dan kejujuran.
"Manusia membuka setiap celah dan ruang pada bagian hatinya terlebih kepada pikiran yang selalu mereka ajak bicara setiap harinya adalah Disaat Pupil Mulai Mengecil dan Degup Jantung Mulai Terdengar oleh Dirinya Sendiri." ~ nda
No comments:
Post a Comment
Pada "Comment as:" kamu bisa pilih Anonymous atau Name/URL ;)