Dalam dunia petualangan,
kita mengalami banyak “pembelajaran”. Seperti evolusi yang lama kelamaan sempurna, petualangan membulatkan visi kita sendiri, misalnya tentang bagaimana kita memandang diri kita sendiri, memandang hidup, mengatasi rasa takut, tidak percaya diri, kuatir akan hari esok, bahkan bagaimana memandang cinta dalam arti khusus ataupun luas, juga bagaimana bekerjasama dalam tim, menghargai pendapat orang lain. Semakin sering bertualang, semakin baik cara kita menghadapi kesulitan2. Orang bilang petualang adalah orang yang berani mati, mungkin lebih tepat dikatakan suka menderita. Seperti dikatakan Napoleon Bonaparte, bahwa sanggup menderita membutuhkan lebih banyak keberanian daripada sanggup mati.
Di alam, bersama teman2 selama 24 jam kali sekian hari, sulit bagi masing2nya menyembunyikan sifat2 terdalam yang biasanya mungkin tidak muncul. Pada saat nyasar di tengah hutan misalnya, reaksi2 setiap orang akan muncul dan lebih memunculkan sisi lain dirinya : Si A mungkin mudah sekali marah histeris kalau ada yang bercanda saat keadaan genting, si B mungkin akan kencing di celana saat sangat ketakutan waktu nyasar, si C mungkin akan memakan seluruh makanan yang tersisia tanpa pikir orang lain. Setelah itu, beberapa orang bisa menjadi lebih cocok atau lebih tidak cocok, tetapi biasanya menjadi lebih saling memahami dan blak-blakan.
Betapapun menjengkelkan seorang teman, kebersamaan di alam bebas sulit untuk digantikan dengan pengalaman lain.
Petualangan tidak hilang begitu saja setelah dialami. Karena petualangan membawa pulang sesuatu, yang tersimpan lekat di memori dan sejarah yang melengkapi hidup kita yang tidak seorang pun bisa menghapusnya. Tidak sama rasanya dengan membawa pulang banyak uang atau mobil mewah yang sampai di rumah dilap berkali2 hingga mengkilat, dan besoknya mungkin disikat maling, ilang selamanya deh….
No comments:
Post a Comment
Pada "Comment as:" kamu bisa pilih Anonymous atau Name/URL ;)