Mar 19, 2014

Senyum Tumpah

sebelum gerimis

serius, malam ini langitnya beneran minta
digambar. tapi sayang, buku gambar yang kumilikipun takkan cukup menggambarkan betapa luasnya langit dan begitu terhamparnya cahaya bintang dari masa lalu. awan awan memanggil dan sepert ingin bertualang, malam pun menjunjung tinggi setiap insan yang melihat. semuanya sama seperti dirimu, walaupun sekarang sudah tak lagi mungkin kita untuk saling bersama, tapi tak cukup kata untuk menggambarkannya dalam untai setiap nada. pertunjukan sudah dimulai, acara harus tetap berjalan sebagaimana mestinya, dan sekali lagi walau tanpa dirimu aku masih tersenyum, bahkan.. bahkan saat kau milik orang lainpun aku juga harus tersenyum. aku tak pernah menyesal melakukan apapun denganmu, walaupun yang itu juga kali pertamanya yang sampai saat ini aku tidak bisa berbagi cerita denganmu, tapi setiap senyummu masih ada dalam benakku. aku mengerti sekarang, bagaimana rasanya mereka yang pernah tinggal dan pergi darimu. ini sudah sangat lama terjadi, untuk perasaan ini adalah kali keduanya. ya memang benar

kalau bulan takkan pernah bertemu dengan matahari dalam satu langit yang sama..

aku kamu ada dalam langit itu, tapi perandaian ini sangat sama dengan pertemuan bulan dan matahari yang hanya bertemu saat nanti bulan purnama dan matahari holo ada. nyanyian yang kulantunkan dalam akustika malam ini juga menjadi saksi, betapa lagu ini mempengaruhi perjalanan selama ini. aku tahu harus bagaimana, dan hanya senyumku yang mempu menjawabnya. aku berkata baik baik saja, walau yang terjadi memang tiada begitu adanya. mungkin, kita kan bertemu di tempat yang berbeda, nantinya. ya, langit malam ini sungguh indah, tiada rasa marah, hanya senyum yang tumpah, dan selalu ramah.

tamak kulinek, 19 maret 2014 10:14pm
bersambung..

No comments:

Post a Comment

Pada "Comment as:" kamu bisa pilih Anonymous atau Name/URL ;)