jumat kemarin adalah ujung dari segala ujung titik terdalam
yang pernah aku kunjungi. mungkin ada yang lebih dalam, tapi keberadaan cemas sangat mendominasi untuk kembali ke dunia ini. menyenangkan sekaligus menyedihkan. bagaimana tidak dan bagaimana bisa kubilang sedemikian rupa kalau memang tidak ada buktinya. setengah anam pagi baru tidur dan mata tertutup pun datang kakek ku mengajak untuk berkeliling tentang bagaimana rasanya ditinggal orang-orang terdekat, yang sebutkanlah orang yang pernah ada dan berada sangat dekat, bahkan sebegitu dekatnya sampai kita tahu bagaimana cara untuk bersedih.
beralih dari itu, ajakan kakek tadinya hendak kutolak, namun ruh ini tak bisa menolak saat tangan kananku digenggam erat tapi tak terasa sakit sedikitpun. ya, disinilah cerita dimulai. aku ditunjukan tentang bagaimana kedekatan kita yang lalu, bagaimana keakraban, percakapan, bercandaan, senda gurauan, terbagi cerita, dan berbagai macamnya. setelah itu betapa terkejutnya, dibuat kaget langsung seketika dengan mendengar kabar, engkau telah meninggalkanku dan orang yang berada di dunia ini, dengan kamu yang hanya meninggalkan ragamu agar banyak orang yang mencintaimu dapat melihat untuk terakhir kalinya. sungguh, semua muncul begitu saja, dan aku merasakan apa yang mereka rasakan, bahkan ayahmu pun aku merasakan lebih dalam bagaimana rasa kehilangan itu. semua bertumpuk satu persatu. sungguh, itu perasaan yang sangat tidak mengenakkan. selanjutnya, aku dibawa ke orang-orang terdekatku yang lainnya, dan sama halnya dengan yang terjadi tadi, sungguh bertumpuk kepedihan yang nampak di raut wajah mereka-mereka. masih banyak lagi yang seharusnya kucoret disini. namun biarlah mulut yang berucap, karena aku akan selalu ingat. dihadapkan kepada kaca, bagaimana selanjutnya kita bercermin atas diri dalam diri..
ingin aku mengirim pesan singkat kepadamu sesegera mungkin setibanya aku kembali ke dunia yang fisik ini. tapi apa daya, mungkin akan dianggap sebagai tingkah konyol, dan akupun juga sudah biasa. walaupun ini bukan kali pertamanya merasakan, tapi penantian tak kan pernah ada batasnya saat kita menunggu yang kuasa, Allah. terselip namamu, nama mereka, dan setiap orang yang kulihat dan orang yang pernah melihatku, untuk selalu berada dalam lindung dan kembali kepada sesuatu yang mencerna.
biarkan pikiranmu bingung dibuat nya, karena kebingungan itu akan menjadi jelas, bahkan sangat jelas, nanti. nanti pada waktu nya..
berkatalah lebih dalam, dan lebih dalam lagi.. agar kita mampu memahami yang terjadi.
bersambung..
No comments:
Post a Comment
Pada "Comment as:" kamu bisa pilih Anonymous atau Name/URL ;)