Jun 9, 2013

Meniti Jemari


menari - nari dibawah hujan

kian turun tak mengerti berakhir kapan
kembali ke yogyakarta, disambut kabut tak bertuan
siap menerkam dan menjadikan santapan 

mencoba melepas teknologi melepas pujian
karena hanya ada iri, dengki, cemas, takut, ragu
bukan egois yang menjadi pemenang

disaat sadar ternyata juga jauh dari keramaian
membaca engkau ada dimana dirimu 
bagaimana kabar siapa yang sedang ada disana
sedang ku disini terus menunggu jawabmu

jari jari ini kerap menuliskan butiran - butiran tinta tak nyata
bertanya bagaimana kabar dirinya dengan engkau
dan tentang siapa harus menggenggam siapa
apakah kelima jemari ini akan siap bertemu dengan lima lainmu
engkaulah yang mengerti jawaban itu

waktu tidak pernah berhenti menunggu
menunggu peristiwa yang kadang sulit tuk dikenang
tapi itu sudah terjadi, tak terhapus melainkan disimpan
disimpan dalam ingatan yang mungkin telah hilang
dan akan terbuka ketika nanti..

..selanjutnya


No comments:

Post a Comment

Pada "Comment as:" kamu bisa pilih Anonymous atau Name/URL ;)