May 12, 2015

Filsafat Perennial : Agustino Steuco

Agustino Steuco
Agustino Steuco lahir di kota pegunungan Umbrian di daerah Gubbio antara tahun 1497 atau awal 1498. Ia mulai memasuki jamaat Augustiniani di kota kelahirannya tahun 1512 atau 1513 dan menetap hingga tahun 1517. 
Selanjutnya pada tahun 1518-1552 sebagian besar waktunya digunakan untuk mengikuti perkuliahan di Universitas Bologna. Disitulah ia memulai tertarik pada bidang bahasa dengan banyak belajar tentang bahasa Aram, Syiria, Arab dan Etiopia disamping bahasa Yahudi dan Yunani.

                        Karya paling masyhur dari Steuco adalah De Perenni Philosophia, karya yang mendapat sambutan hangat dari kalangan para pemikir hingga dua abad kemudian. Namun setelah itu berangsur-angsur mulai dilupakan hingga kemudian William menemukannya kembali pada akhir abad XIX . Pada abad XVII buku tersebut mendapat penghargaan yang demikian tinggi sehingga Kaspevon Barth (1587-1658) menyebutnya sebagai “A Golden Book” dan Daniel Goerg Marhof “Opus Admirable”.
                        Steuco menyatakan tujuan filsafat adalah pengetahuan tentang Tuhan, dan dengan demikian, adalah kesatuan yang nyata dengan-Nya. Selanjutanya “filsafat yang sejati dan sempurna” adalah yang jatuh melampaui yang lain, menunjukkan tentang Tuhan, dan paling jelas dalam mengembalikan segala sebab dan prinsip kepada sumber Tunggal, yaitu Tuhan.
                        Steuco menjelaskan bahwa hikamah yang secara murni berasal dari ilahi, pengetahuan suci yang diberikan Tuhan kepada Adam, yang bagi sebagian orang secara perlahan banyak dilupakan dan dialihkan kepada hidup yang penuh mimpi agama dan filsafat bersifat theosis (orientasi ketuhanan) dan pencapain pada penetahuan suci yang telah ada dari permulaan sejarah manusia dan dapat dicapai melalui ekspresi sejarah tentang kebenaran dalam berbagai tradisi atau melalui intuisi intelektual dan kontemplasi filosofis.
                        Kunci pemikiran filsafat Steuco terlihat pada pandangannya bahwa terdapat “prinsip tunggal dari segala sesuatu” yang satu dan selalu sama dalam pengetahuan semua manusia. Keunggulan filsafat terletak pada keyakinannya akam adanya satu hikmah tunggal yang dapat diketahui semua manusia. Dalam konteks sejarah, Steuco mengatakan bahwa sejarah berjalan seperti perjalanan waktu, tidak mengenal jaman kegelapan maupun jaman kebangkitan. Hanya ada kesejatian Tunggal yang mencakup semua periode sejarah yang akan ditemukan oleh mereka yang memang mencarinya. Teologi sejati tidak lain adalah kesejatian yang diwahyukan dan sudah dikenal sejak masa awal sejarah manusia. Hikmah dan kesejatian sama tuanya dengan sejarah manusia.
                        Menurut Steuco agama merupakan kemampuan alamiah manusia untuk mencapai kesejatian. Agama merupakan syarat mutlak bagi manusia untuk menjadi manusia, dan merupakan vera philosophia (filsafat sejati) yaitu filasafat yang mengarah kepada kesalehan dan kontemplasi kepada Tuhan. Filsafat dan agama yang sejati selalu mendorong untuk menjadi subjek Tuhan, melakukan apa yang tuhan inginkan dan meninggalkan yang dilarang-Nya, hingga menjadikan “seperti” Tuhan.

                        Menurut Steuco filsafat perennial merupakan filsafat yang sudah ada “bahkan semenjak awal munculnya spesies manusia”. Sebagaimana yang ia utarakan pada bagian-bagian awal karyanya, Steuco menyatakan bahwa memang ada sebuah kesejatian tunggal, suatu hikmah tunggal yang ada dan akan selalu ada. Sapientia ini dapat kita capai dengan melakukan kajian sejarah dimana ia pernah muncul; atau dengan aplikasi langsung, dengan menggunakan kemampuan intelek yang kita miliki, dalam suatu kontemplasi filosofis. Hasil pengetahuan ini dapat kita namakan “Universal Agreement” atau juga “Filasafat Perenial”.

1 comment:

Pada "Comment as:" kamu bisa pilih Anonymous atau Name/URL ;)