Jan 3, 2015

Titik Biru Pucat

itulah rumah. itulah kita.
diatasnya, semua orang yang kau cintai, semua orang yang kau kenal, semua orang yang pernah kau ketahui, semua manusia yang pernah ada menghabiskan hidup mereka.

setiap pasangan muda yang jatuh cinta, setiap ibu, ayah, dan anak yang bercita-cita tinggi, setiap orang suci dan pendosa sepanjang sejarah umat manusia, hidup disana, diatas setitik debu yang melayang dalam seberkas sinar.betapa sering mereka salah paham, betapa dalam kebencian mereka.

bayangkan kita atas keistimewaan diri, khayalan bahwa kita memiliki tempat yang penting di alam semesta ini tak berarti apapun di hadapan setitik cahaya redup ini.

planet kita hanyalah sebutir debu yang kesepian di alam yang besar dan gelap. ditengah luasnya alam semesta ini, tiada tanda bahwa pertolongan akan datang dari tempat lain untuk menyelamatkan kita dari kita sendiri. suka atau tidak, bumi adalah satu-satunya tempat kita hidup.

mungkin tak ada yang dapat menunjukkan laknatnya kesombongan manusia secara lebih baik selain citra dunia kita yang kecil ini. gambar ini mempertegas tanggung jawab kita untuk bertindak lebih baik terhadap satu sama lain, dan menjaga serta merawat sang titik biru pucat, satu-satunya rumah yang kita kenali bersama.





bersambung..

No comments:

Post a Comment

Pada "Comment as:" kamu bisa pilih Anonymous atau Name/URL ;)