Dec 3, 2013

SK: First Love or Mo ve On?

seneng juga beberapa hari ini
buka studi kasus di kalangan sendiri, mulai dari ekonomi, budaya, pemahman, bahkan cinta, dalam aspek kehidupan. nah terlebih yang paling seru adalah ketika pembicaraan mengenai apa itu cinta dan tetek bengek yang lainnya mulai dipaparkan. sebagai pembuat kasus, ada saja hal yang asik untuk digali, utamanya pemikiran dari mereka yang mengikuti pembahasan dari awal ataupun dari pertengahan. yes, mulai dari yang sering pacaran, belom pernah pacaran, sampai yang terlibat cinta tak bertuan. sunguh menarik berada di posisi saya.

pembuat kasus sering juga menangkap celtukan yang kadang tidak terpikir, misalnya saja ketika di ungkap bagaimana pandangan mengenai cinta pertama, orang yang benar-benar masuk dalam sebuah hubungan bahkan terjalin erat perasaan yang mampu membuat yang katanya indah saat pertama kali dilakukan. ya munkin terlalu repot untuk dipikirkan, tapi saat di share dan dicari pemecahan utamanya, semua muncul dengan asik dan berlalu dengan seteguk kopi wilayah kota baru, legend. terlalu asik dengan macam problema cinta pertama, lantas berlanjut pada kata break atau udahan atau berakhir. kembali lontaran lucu mencerca satu sama lain untuk wilayah move on. ya, salah satu kata yang mudah di ucap tapi tak semudah yang terlihat. melihat paparan dari mereka (kurang lebih ada 10 orang), beberapa mayoriyas selalu mencari pengganti yang tidak jauh dari cinta pertamanya itu, entah dari bentuk rambut, aroma parfum, gestur wajah, hobi, kesukaan, kebiasaan, gigi, dan semua hampir rata mengalaminya (tentu tidak dengan pembuat kasus, haha).

satu kesimpulan yang harus dan mampu kita semua sepakati malam itu adalah kalau mau move on, carilah yang berbeda. misalnya kalau yang sebelumnya dengan kebiasaan akan style dan struktur wajah, usahakan cari yang berbeda dari itu.

ya, kalau ditanyakan masalah selera atau kesukaan, pastilah tidak jauh dari keinginan pribadi mengenai kriteria. tapi bila berkata tentang move on ya jadilah kamu tetep stuck pada hal yang masih sama. kalau memang tetap pada alur yang sedemikian, kenapa tidak saja langsung balikan dan perbaikan, tapi yang perlu diingat, perbaikan membutuhkan perjuangan yang banyak bukan dari segi waktu tapi dari segi perasaan. ibarat tembok cina, ketika sisinya hancur, maka kamu harus menambah dan menata ulang dengan bantuan orang lain, semen, dan berbagai hal pendukung lainnya.

kadang itu kita hanya merindukan momennya, bukan orangnya, iya kadang. tapi momen lain akan sangat manis bila mencoba dengan sudut pandang lain. sudah move on kah?






*legend coffe, premium. middle night. to be continue..

No comments:

Post a Comment

Pada "Comment as:" kamu bisa pilih Anonymous atau Name/URL ;)