Dec 26, 2013

Akhirnya, Gotcha!

udah lama tulisan ini
numpuk di jajaran draft blogger, menunggu waktu yang tepat sampai semua kabar isu beredar luas diantara mereka yang menjadi target pen citraan. baik dari teman dekat bahkan orang yang mereka telah saya percaya. menunggu memang mengasyikkan sampai akhirnya apa yang diinginkan tiba. seperti halnya citra atau karakter seseorang, semakin lama menunggu maka akan berjalan dengan manis tujuan yang ingin kita dapat. sebenarnya cukup mudah membuat beberapa isu yang menarik terutama bila berada di kalangan, dan ada satu hal yang saya kurang suka yaitu mereka yang memilih berteman hanya dengan orang baik utamanya bukan perokok, ya.. rokok adalah masalah bagi sebagian orang terutama perempuan yang memiliki setting negatif pada perokok. saya hanya ingin melihat apakah pertemanan mereka tulus menerima adanya ataukah pertemanan yang semata-mata berdasarkan kebaikan sikap pun perilaku. dan bagaimana bila sikap saya berubah, apakah jadinya bila saya yang tadinya berperilaku bukan perokok menjadi seorang perokok? apakah mereka tetap sama, atau berubah? ya, ini jamak saya lakukan kepada adam pun hawa.

tentunya rencana ini sudah direncanakan semenjak lama, dan telah dipikirkan bagaimana dampak dan resiko nya. saya dan kedua teman saya jawa timur yang juga berada di lingkup filsafat sudah saya percaya dan saya yakin dengan mereka, karena mereka mengerti benar bahwa memang saya bukan perokok. begitu pula telah mendapatkan ijin dari orang tua ketika maksud yang sebenarnya telah diutarakan. ya caranya pun beragam, baik dengan meminjam bungkus rokok atau membawa korek pada setiap kesempatan. dan membagikan rokok secara cuma-cuma dihadapan orang lain dan kebanyakan sebungkus rokok hanya habis untuk dibagikan bukan untuk dikonsumsi sendiri. disitu juga muncul perasaan ragu pada awalnya, tapi itu semua di tepis dengan sikap mereka yang positif kepada saya mulai jadi lebih akrab maupun lebih nikmat bercanda. tapi juga ada yang bersikap keheranan bak melihat tupai yang fasih memakan pecel ayam di warung cepat saji (aneh kan). di situlah saya belajar memahami sifat seseorang.
"bagi saya itu tidak masalah, karena harga yang harus dibayar untuk mengetahui sifat asli orang lain itu juga haruslah seimbang."






alhamdulillah, selesai juga. hore kamu kena ya!!
terimakasih yang sudah membantu, bersambung..


No comments:

Post a Comment

Pada "Comment as:" kamu bisa pilih Anonymous atau Name/URL ;)