May 6, 2018

Mereka dan Bibitnya


Selanjutnya mereka berpikir,
apakah harapan yang mereka mimpikan benar benar diinginkan oleh rencana mereka. Mereka berserah diri kepada sang kuasa sepenuhnya bahwa doa dan rasa percaya adalah yang terbaik untuk melindungi apa yang mereka miliki, karena mereka sadar inginkan yang terbaik untuk hal yang telah dititipkan. Putus asa bukanlah yang mereka yakini selama ini, karena mereka mengerti bagaimana cara untuk tetap berada pada jalan sang maha segalanya dan hal tersebut telah ditanamkan kepada benih yang mereka tuai. Mereka selama ini sadar bahwa memaksakan sudut pandang bukanlah pilihan terbaik untuk dijalani, sebab setiap manusia memiliki cara pandang masing-masing dalam hidup. Begitu juga dari pengalaman yang mereka miliki untuk membawa segala benih kepada jalan yang seharusnya. Namun, mereka sadar bahwa sudut pandang mereka membawa kesedihan bahkan tekanan terhadap benih tersebut. Mereka telah dibekali banyak hal untuk membesarkan benih tersebut, dan mereka sadar memaksakan kehendak kepada benih akan membuat benih tersebut tidak sehat. Benih tersebut selalu berkembang sesuai dengan arah matahari dan mereka menyadari itu. Sesungguhnya mereka bangga mendengar benih tersebut mengutarakan perasaannya. Manusia hanya bisa berencana, namun berharap kepada manusia adalah harapan semu harapan fana. Mereka selalu ada dan memberikan dukungan kepada bibit yang mereka miliki agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang bibit tersebut kehendaki. Mereka ingin mengerti seberapa dewasa bibit tersebut jika suatu saat mereka telah pergi berlibur berkunjung kepada sang pencipta. Siapakah yang memberikan air dan merawat bibit tersebut hingga pertanyaan apakah matahari dapat menyinari bibit tersebut, itulah yang mereka khawatirkan. Bibit yang setiap saat diperhatikan, memberikan dampak kepada mereka. Jika bibit menjelaskan dengan sabar dan dengan bahasa tutur halus mudah dimengerti, pastilah mereka paham kenapa bibit tersebut memilih demikian. Kepercayaan mereka juga akan terus tumbuh saat bibit yang mereka miliki tumbuh dalam keadaan yang sangat baik bahkan dikatakan sebagai unggulan di kelasnya. Mereka juga sadar, pasti bibit yang mereka tanam juga menghiraukan setiap ucapan, perbuatan, perilaku yang mereka lakukan karena kasih sayang mereka dengan bibit bibit yang mereka miliki tidak akan pernah berhenti hingga akhir hayat. Mereka tidak pernah berpikir jahat, begitu juga dengan bibit yang mereka miliki. Mereka menyadari itu begitu juga dengan bibit tersebut. Bahkan, jika ini adalah sebuah refleksi, saat ini mereka telah menyadari segalanya dari pengalaman yang mereka jalani. Menyemai bibit bukanlah sebuah perkara mudah, butuh keikhlasan di dalamnya. Bahkan mereka juga teringat pada sang maha segalanya bahwa “maha mengasihi lagi maha menyayangi” adalah matahari dan doa mereka adalah air untuk tumbuh kembang si bibit menjadi dewasa dan tumbuh sebagai bibit yang mampu memilih jalan hidupnya.

Apakah pikiran kita telah sampai kesana? Mereka telah menunggunya..

1 comment:

  1. Hello mates, how is everything, and what you wish for
    to say about this article, in my view its actually amazing in support of me.

    ReplyDelete

Pada "Comment as:" kamu bisa pilih Anonymous atau Name/URL ;)