Secara
sudut bahasa perkataan akhlak adalah bentuk jamak dari kata khulk, yang
bermakna budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Sedangkan menurut
prof.Dr. Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak ialah kebiasaan kehendak. Ini
berarti bahwa kehendak itu bila dibiasakan akan sesuatu maka akan menjadi
akhlak.
Menurut
asal katanya, mistik berasal berasal dari bahasa Yunani mystikos yang artinya
rahasia, serba rahasia, tersembunyi, gelap, atau terselubung dalam kekelaman.
Dalam buku De Kleine W.P. Encylopaedie (1950) karya G.B.J. Hiltermann dan Van
De Woestijne, kata mistik berasal dari bahasa Yunani myein yang artinya menutup
mata. Kata mistik sejajar dengan kata Yunani lainnya musterion yang artinya
suatu rahasia. Paham mistik dilihat dari segi materi ajarannya dapat dipilah
menjadi dua, yaitu paham mistik keagamaan, yang terkait dengan tuhan dan
ketuhanan, dan paham mistik non-keagamaan, yang tidak terkait dengan ketuhanan.
Dalam
kata mistik itu terkandung sesuatu yang misterius, yang tidak dapat dicapai
dengan cara-cara biasa atau dengan usaha intelektual. Mistik telah disebut
sebagai “arus besar kerohanian yang mengalir dalam semua agama.” Dalam artinya
yang paling luas, mistik bisa didefenisikan sebagai kesadaran terhadap
kenyataan tunggal – yang mungkin disebut kearifan, cahaya, cinta atau nihil.
Namun,
defenisi-defenisi semacam itu hanya sekadar petunjuk saja. Sebab kenyataan yang
menjadi tujuan mistik, dan apa yang tak terlukiskan, memang tidak bisa
dipahami, dijelaskan dan diungkapkan dengan cara persepsi apapun; baik filsafat
maupun penalaran logis. Hanya kearifan hati, gnosis, ma`rifah, yang bisa
mendalami beberapa di antara seginya. Diperlukan sebuah pengalaman rohani yang
tidak tergantung pada metode-metode indera dan fikiran.
Dari
pengertian mistik di atas, dapat diketahui bahwa mistik bersifat universal,
terdapat di semua agama, bersifat rahasia dan sulit dicermati secara ilmiah.
Khusus dalam Islam, paham mistik disebut tasawuf atau sufisme. Tasawuf yang
berkembang di Indonesia telah mengalami perkembangan dan pada sebagian
ajarannya telah dipengaruhi oleh berbagai kepercayaan pra-Islam dan ajaran
Hindu-Budha. Paham semacam ini disebut sebagai Islam kebatinan. Paham ini
melakukan sinkretisme antara ajaran tasawuf dengan ajaran kebatinan di luar
Islam. Di Indonesia, paham Islam kebatinan ini kemudian berkembang menjadi
berbagai macam aliran-aliran kepercayaan dan kebatinan. Pada perkembangannya,
aliran-aliran tersebut kelihatan sudah jauh meninggalkan ajaran Islam yang
murni, bahkan hampir tidak ada kaitan sama sekali dengan ajaran Islam.
Tasawuf
atau mistisme adalah filsafat hidup yang dimaksudkan untuk meningkatkan jiwa
seorang manusia, secara moral, lewat latihan-latihan praktis yang tertentu,
kadang untuk menyatakan penemuan fana dala, realitas yang tertinggi, tidak
secara rasional, yang buahnya ialah kebahagiaan rohaniah, yang hakelat
realitasnya sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Definisi ini diambilan dari kesimpulan corak karakteristik
tasawuf atau mistisme, yang menurut pendapat Dr. Abu al-wafa’ al-gharnimi
al-taf tazani tasawuf atau mistisme pada umumnya memiliki lima ciri yang
bersifat psikis, moral, dan epistermologis, yang sesuai dengan tasawuf atau
mistisme tersebut. Kelima ciri tersebut adalah:
a. Peningkatan
moral
Setiap
tasawuf atau mistisme memiliki nialai-nilai moral tertentu yang tujuanya
membersihkan jiwa, untuk perealisasian nialai-nilai itu. Dengan
sendirinya, hal ini memerlukan latihan fisik-psikis tersendiri, serta
pengengkangan dri dari materialisme duniawi.
b. Pemenuhan
fana dalam realitas mutlak
Hal
ini yang membutuhkan latihan-latihan fisik dan psikis sehingga seorang sufi
atau mistikus sampai pada kondisi psikis tertentu, dimana dia mencapai dititik
yang tertinggi. Meskipun begitu, karakteristik kedua ini dapat ditemukan pada
semua sufi dan mistikus.
c. Pengetahuan
intutif langsung
Hal
ini yang membedakan tasawuf dan mistisme dari filsafat. Apabila dengan
filsafat, yang dalam memahami realitas mempergunakan metode-metode
intelektual, maka di sebut seorang filosof, sedangkan ia yang berkeyakainan
atas metode yang lain bagi pemahaman hakekat realityas dibalik persepsi
inderawi dan penalan intelektual, ini di sebut sufi atau mistikus.
d. Ketentraman
atau kebahagiaan
Ini
merupakan karakteristik antara sufi dan mistikus, karena keduanya diniatkan
sebagai petunjuk atau pengendali hawa-nafsu, serta pembangkit keseimbangan
psikis pada diri seorang sufi ataupun mistikus.
e. Penggunaan
simbol dalam ungkapan-ungkapan
Yang
dimaksuddengan menggunakan simbol adalah bahwa ungkapan-ungkapan yang
dipergunakan para sufi atau mistikus itu mengandung 2 pengertian, yaitu :
· Pengertian
yang ditimba dari harfiah kata-kata
· Pengertian
yang ditimba dari analisa serta pendalaman
Pengertian
keduanya ini sangat kabur bagi orang yang bukan sufi atau mistikus, dan bagi
oarang bukan sufi atau mistikus sulit untuk memahami ucapan para sufi atau
mistikus dapat memahami maksud dan tujuan mereka.
informsi yang menarik dan bermanfaat sekali nih gan...
ReplyDeletedi tunggu info selanjutnya, thanks
terimakasih, mari belajar :)
DeleteTernyata ada penelitiannya juga. Nambah ilmu ini..thx
ReplyDelete