Mar 5, 2015

Pengertian dan Ciri Mistik Mistisisme


Secara sudut bahasa perkataan akhlak adalah bentuk jamak dari kata khulk, yang bermakna budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Sedangkan menurut prof.Dr. Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak ialah kebiasaan kehendak. Ini berarti bahwa kehendak itu bila dibiasakan akan sesuatu maka akan menjadi akhlak.

Menurut asal katanya, mistik berasal berasal dari bahasa Yunani mystikos yang artinya rahasia, serba rahasia, tersembunyi, gelap, atau terselubung dalam kekelaman. Dalam buku De Kleine W.P. Encylopaedie (1950) karya G.B.J. Hiltermann dan Van De Woestijne, kata mistik berasal dari bahasa Yunani myein yang artinya menutup mata. Kata mistik sejajar dengan kata Yunani lainnya musterion yang artinya suatu rahasia. Paham mistik dilihat dari segi materi ajarannya dapat dipilah menjadi dua, yaitu paham mistik keagamaan, yang terkait dengan tuhan dan ketuhanan, dan paham mistik non-keagamaan, yang tidak terkait dengan ketuhanan.
Dalam kata mistik itu terkandung sesuatu yang misterius, yang tidak dapat dicapai dengan cara-cara biasa atau dengan usaha intelektual. Mistik telah disebut sebagai “arus besar kerohanian yang mengalir dalam semua agama.” Dalam artinya yang paling luas, mistik bisa didefenisikan sebagai kesadaran terhadap kenyataan tunggal – yang mungkin disebut kearifan, cahaya, cinta atau nihil.
Namun, defenisi-defenisi semacam itu hanya sekadar petunjuk saja. Sebab kenyataan yang menjadi tujuan mistik, dan apa yang tak terlukiskan, memang tidak bisa dipahami, dijelaskan dan diungkapkan dengan cara persepsi apapun; baik filsafat maupun penalaran logis. Hanya kearifan hati, gnosis, ma`rifah, yang bisa mendalami beberapa di antara seginya. Diperlukan sebuah pengalaman rohani yang tidak tergantung pada metode-metode indera dan fikiran.
Dari pengertian mistik di atas, dapat diketahui bahwa mistik bersifat universal, terdapat di semua agama, bersifat rahasia dan sulit dicermati secara ilmiah. Khusus dalam Islam, paham mistik disebut tasawuf atau sufisme. Tasawuf yang berkembang di Indonesia telah mengalami perkembangan dan pada sebagian ajarannya telah dipengaruhi oleh berbagai kepercayaan pra-Islam dan ajaran Hindu-Budha. Paham semacam ini disebut sebagai Islam kebatinan. Paham ini melakukan sinkretisme antara ajaran tasawuf dengan ajaran kebatinan di luar Islam. Di Indonesia, paham Islam kebatinan ini kemudian berkembang menjadi berbagai macam aliran-aliran kepercayaan dan kebatinan. Pada perkembangannya, aliran-aliran tersebut kelihatan sudah jauh meninggalkan ajaran Islam yang murni, bahkan hampir tidak ada kaitan sama sekali dengan ajaran Islam.
Tasawuf atau mistisme adalah filsafat hidup yang dimaksudkan untuk meningkatkan jiwa seorang manusia, secara moral, lewat latihan-latihan praktis yang tertentu, kadang untuk menyatakan penemuan fana dala, realitas yang tertinggi, tidak secara rasional, yang buahnya ialah kebahagiaan rohaniah, yang hakelat realitasnya sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Definisi ini diambilan dari kesimpulan corak karakteristik tasawuf atau mistisme, yang menurut pendapat Dr. Abu al-wafa’ al-gharnimi al-taf tazani tasawuf atau mistisme pada umumnya memiliki lima ciri yang bersifat psikis, moral, dan epistermologis, yang sesuai dengan tasawuf atau mistisme tersebut. Kelima ciri tersebut adalah:
a.       Peningkatan moral
Setiap tasawuf atau mistisme memiliki nialai-nilai moral tertentu yang tujuanya membersihkan jiwa, untuk perealisasian nialai-nilai itu.  Dengan sendirinya, hal ini memerlukan latihan fisik-psikis tersendiri, serta pengengkangan dri dari materialisme duniawi.
b.      Pemenuhan fana dalam realitas mutlak
Hal ini yang membutuhkan latihan-latihan fisik dan psikis sehingga seorang sufi atau mistikus sampai pada kondisi psikis tertentu, dimana dia mencapai dititik yang tertinggi. Meskipun begitu, karakteristik kedua ini dapat ditemukan pada semua sufi dan mistikus.
c.       Pengetahuan intutif langsung
Hal ini yang membedakan tasawuf dan mistisme dari filsafat. Apabila dengan filsafat, yang dalam memahami realitas mempergunakan metode-metode intelektual, maka di sebut seorang filosof, sedangkan ia yang berkeyakainan atas metode yang lain bagi pemahaman hakekat realityas dibalik persepsi inderawi dan penalan intelektual, ini di sebut sufi atau mistikus.
d.      Ketentraman atau kebahagiaan
Ini merupakan karakteristik antara sufi dan mistikus, karena keduanya diniatkan sebagai petunjuk atau pengendali hawa-nafsu, serta pembangkit keseimbangan psikis pada diri seorang sufi ataupun mistikus.
e.       Penggunaan simbol dalam ungkapan-ungkapan
Yang dimaksuddengan menggunakan simbol adalah bahwa ungkapan-ungkapan yang dipergunakan para sufi atau mistikus itu mengandung 2 pengertian, yaitu :
·         Pengertian yang ditimba dari harfiah kata-kata
·         Pengertian yang ditimba dari analisa serta pendalaman
Pengertian keduanya ini sangat kabur bagi orang yang bukan sufi atau mistikus, dan bagi oarang bukan sufi atau mistikus sulit untuk memahami ucapan para sufi atau mistikus dapat memahami maksud dan tujuan mereka.


3 comments:

  1. informsi yang menarik dan bermanfaat sekali nih gan...
    di tunggu info selanjutnya, thanks

    ReplyDelete
  2. Ternyata ada penelitiannya juga. Nambah ilmu ini..thx

    ReplyDelete

Pada "Comment as:" kamu bisa pilih Anonymous atau Name/URL ;)