Dec 24, 2014

Tanpa Ujung

adil? akan terasa adil? begitukah menurutmu?


hahahaha. keadilan tidak sebercanda itu wahai anak muda. banyak yang harus kau lihat untuk menjadi adil dan bijak dimata awan awan pembentuk hujan. lihat seberapa lusuhnya dirimu karena hal itu. pakaianmu saja tidak menggambarkan siapa dirimu dalam tempat ini. sandal yang kau gunakan, celana seadanya, dan kaus yang entah dari kapan kau pakai hingga berbau seperti ini. aku menduga keadilan yang kau maksud adalah keadilan untuk dirimu sendiri, lantas bagaimana dengan yang lain? apakah itu juga adil menurutmu? bagaimana dengan orang orang yang kau tinggalkan kemarin hari itu? ya, aku menduga, mungkin mereka hanya berdoa sedemikian rupa sehingga perasaanmu kini menjadi carut marut entah kemana tujuannya. lebih baik, sekarang kau mandi dan bersihkan seluruh pikiranmu mengenai keadilan itu, sebelum konsep keadilan mulai merusak hati kecilmu.

saya tidak mengerti dengan apa yang dikatakan pak tua tadi. mungkin memang benar bawasanya saya terlalu berpikir keras dengan apa itu keadilan, kesama-rataan, keseimbangan, dan semua yang dikatakan pak tua tadi sampai-sampai saya sendiri lupa untuk berlaku adil pada diri saya sendiri. nama saya Nel, sudah sejak lama saya hidup sendiri dan bepergian kesana kemari. saya adalah satu diantara jutaan orang diatas negeri saya yang selalu membawa catatan kemanapun saya pergi. teknologi saat ini hanyalah bualan belaka agar orang semakin malas untuk melakukan kegiatan kecil seperti menulis, saya juga tidak bisa hanya bergantung pada tenaga kering dibalik teknologi itu.

selepas mandi, bau yang dikatakan pak tua tadi sudah mulai tidak tercium olehnya. padahal, saya mandi atau tidakpun, tidak akan menjadikan saya terbunuh karena indra penciuman saya lebih tajam daripada yang lain.


bersambung..

No comments:

Post a Comment

Pada "Comment as:" kamu bisa pilih Anonymous atau Name/URL ;)